KAJIAN
KAJIAN SOSIAL RAMADHAN
Persepsi masyarakat di berbagai grup media sosial cukup beragam dalam menerima berita tentang serangan virus corona saat ini.
Ada yang berkomentar atas beberapa berita tentang pandemi covid-19, sebagai sesuatu yang menakutkan. Kemudian meminta supaya jangan lagi memposting berita serupa, semakin mengerikan katanya.
Perasaan takut atau panik, ngeri dan sebagainya, sebenarnya merupakan kondisi kejiwaan yang wajar. Karena merasa ada sesuatu yang mengancam jiwa.
Ancaman covid-19, memang cukup membuat khawatir. Sebab selain bisa menjadi sebab kematian, wabah ini menimbulkan banyak efek domino. Misalnya menuntut orang untuk banyak tinggal di rumah, menjaga jarak dengan orang lain, tidak bisa bepergian, harus bermasker dan sebagainya.
Beberapa kondisi itu, menyebabkan penghasilan menurun karena tidak bisa bekerja, distribusi barang terganggu, ketahanan pangan melemah dan cadangan bahan makanan menipis.
Ketersediaan bahan makanan, merupakan salah satu syarat, hilangnya kelaparan dan ketakutan. Sebagaimana Allah SWT telah memberikan petunjuk.
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
"(Allah) Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan". (Q.S. Qurays ayat 4).
Rasa lapar dan ketakutan, dua hal inilah yang harus dihindari. Apalagi dalam situasi wabah yang unik dan berbahaya ini.
Maka memelihara ketersediaan bahan makanan, dengan berhemat dan mengatur pola serta gaya makan, akan mengulur waktu, sambil berharap wabah cepat berhenti.
Dengan kesiapan cadangan gabah misalnya, untuk 2-3 bulan ke depan, punya stok lauk hidup, semisal ayam dan kolam ikan, serta sayuran disekitar rumah, kemudian diringi pola dan gaya makan yang baik, maka jiwa akan lebih tenang menghadapi pandemi global ini.
Ketenangan jiwa ini yang akan membuat kita tabah menghadapi dan menjalani ujian dari Allah SWT ini.
Maka menyediakan dan menjamin ketersediaan bahan makanan, baik secara pribadi, kelompok, lingkungan, oleh pemerintah, akan menghilangkan perasaan takut kelaparan dan mengamankan dari ketakutan.
Maka secara pribadi maupun berkelompok, mesti ada upaya menyediakan cadangan makanan ini. Ketika makanan terjamin, sebagian dari ketenangan jiwa bisa diperoleh.
Selain itu berdzikir kepada Allah, menyebut asma Allah, disetiap waktu, juga akan membuat jiwa menjadi tenteram.
Disinilah bertemunya ikhtiar melawan wabah, berdo'a untuk keselamatan diri, keluarga dan masyarakat, tawakal atau berserah kepada Allah, membuat "konstruksi" jiwa kita menjadi kuat.
Membangun Ketenangan Jiwa dengan Mengamankan Cadangan Makanan
Muhammad Isa Ansori, Direktur LazisMu Kabupaten Pacitan |
Persepsi masyarakat di berbagai grup media sosial cukup beragam dalam menerima berita tentang serangan virus corona saat ini.
Ada yang berkomentar atas beberapa berita tentang pandemi covid-19, sebagai sesuatu yang menakutkan. Kemudian meminta supaya jangan lagi memposting berita serupa, semakin mengerikan katanya.
Perasaan takut atau panik, ngeri dan sebagainya, sebenarnya merupakan kondisi kejiwaan yang wajar. Karena merasa ada sesuatu yang mengancam jiwa.
Ancaman covid-19, memang cukup membuat khawatir. Sebab selain bisa menjadi sebab kematian, wabah ini menimbulkan banyak efek domino. Misalnya menuntut orang untuk banyak tinggal di rumah, menjaga jarak dengan orang lain, tidak bisa bepergian, harus bermasker dan sebagainya.
Beberapa kondisi itu, menyebabkan penghasilan menurun karena tidak bisa bekerja, distribusi barang terganggu, ketahanan pangan melemah dan cadangan bahan makanan menipis.
Ketersediaan bahan makanan, merupakan salah satu syarat, hilangnya kelaparan dan ketakutan. Sebagaimana Allah SWT telah memberikan petunjuk.
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
"(Allah) Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan". (Q.S. Qurays ayat 4).
Rasa lapar dan ketakutan, dua hal inilah yang harus dihindari. Apalagi dalam situasi wabah yang unik dan berbahaya ini.
Maka memelihara ketersediaan bahan makanan, dengan berhemat dan mengatur pola serta gaya makan, akan mengulur waktu, sambil berharap wabah cepat berhenti.
Dengan kesiapan cadangan gabah misalnya, untuk 2-3 bulan ke depan, punya stok lauk hidup, semisal ayam dan kolam ikan, serta sayuran disekitar rumah, kemudian diringi pola dan gaya makan yang baik, maka jiwa akan lebih tenang menghadapi pandemi global ini.
Ketenangan jiwa ini yang akan membuat kita tabah menghadapi dan menjalani ujian dari Allah SWT ini.
Maka menyediakan dan menjamin ketersediaan bahan makanan, baik secara pribadi, kelompok, lingkungan, oleh pemerintah, akan menghilangkan perasaan takut kelaparan dan mengamankan dari ketakutan.
Maka secara pribadi maupun berkelompok, mesti ada upaya menyediakan cadangan makanan ini. Ketika makanan terjamin, sebagian dari ketenangan jiwa bisa diperoleh.
Selain itu berdzikir kepada Allah, menyebut asma Allah, disetiap waktu, juga akan membuat jiwa menjadi tenteram.
Disinilah bertemunya ikhtiar melawan wabah, berdo'a untuk keselamatan diri, keluarga dan masyarakat, tawakal atau berserah kepada Allah, membuat "konstruksi" jiwa kita menjadi kuat.
Via
KAJIAN
Posting Komentar