KAJIAN
KAJIAN SOSIAL RAMADHAN
RAMADHAN KALI INI UNIK DAN BERBEDA
"Kita shalat tarawih ga mas" tanya seorang istri kepada suaminya. "ah gimana to kamu ini dik, kan semua masjid lockdown, yo brarti ga usah tarawih pisan dik", "ya bukan gitu mas, sekarang malah saatnya kita bisa menghidupkan suasana masjid ke dalam rumah kita" timpal istrinya.
Ramadan kali ini 1441 Hijriah amat berbeda dengan Ramadhan sebelumnya. Apalagi kali ini kita berada dalam suasana di mana pandemi Covid 19 mewabah ke seluruh dunia. Semua tempat merasakan hal yang sama bahkan di Makkah dan Madinah pun di sana Ramadhan juga berbeda. Kita sekarang di Indonesia memasuki suasana Ramadhan yang amat berbeda. Selama ini dari waktu ke waktu Ramadhan itu sangat identik dengan masjid. Pada saat memasuki bulan Ramadan bergembira di Masjid bahkan dari waktu ashar sampai maghrib semua berada di masjid sesudah itu buka bersama kemudian tadarus sampai kemudian salat isya dan tarawih bersama sama.
Ramadhan ini berbeda kondisinya dan tak pernah terbayangkan masuk bulan Ramadhan sekarang ini tanpa masjid. Mungkin kita bisa sedikit melakukan refleksi dengan membandingkan pada masa Rasulullah dulu, mungkin ini mirip dengan suasana Ramadhan di zaman Rasulullah Shallallahu salam pada masa itu tidak ada buka bersama tidak ada tarawih bersama, sempat ada tarawih Tapi kemudian nabi tidak meneruskan semuanya dikerjakan dirumah, berbuka di rumah dan tidak ada buka puasa rame-rame seperti tradisi kita diera saat ini, ada ngabuburit, ada buka puasa bersama dan lain-lain. Saat ini kita punya kesempatan untuk merasakan sebagaimana pada masa nabi dahulu melakukan semuanya di rumah kita.
Selama ini kita membutuhkan lingkungan kita untuk membentuk suasana dan motivasi. Dalam kegiatan sosial maupun kegiatan keagamaan. Dengan adanya kegiatan di masjid maka masjid menjadi pendorong serta motivasi banyak orang untuk melaksanakan kegiatan ibadah. Dan kali ini kita akan masuk suasana yang berbeda. Mendisiplinkan diri tidak bersama dengan masyarakat, memotivasi diri, mendorong keluarga sendiri hanya cukup dengan lingkungan rumah kita masing-masing, mendidik anak tidak bisa lagi kita serahkan kepada Guru TPA, tapi mau tidak mau harus kita lakukan dengan sendiri melalui rumah dan keluarga
Demikian juga kita harus bisa menahan hawa nafsu tanpa ada lingkungan yang menilai, harus bisa meningkatkan ibadah tanpa ada lingkungan yang mendorong dan harus bisa meningkatkan ketakwaan tanpa harus membawa lingkungan untuk memotivasinya. Sebuah pengalaman yang amat unik kiranya saat ini yang terjadi. Marilah kita semua memasuki bulan suci Ramadhan ini dengan menyiapkan keluarga kita semuanya, meningkatkan iman, takwa, ibadah dan amal shalih melalui keluarga dan juga dari rumah kita sendiri. Kita jadikan rumah sebagai "masjid" tempat bersujud tanpa mengurangi makna berjamaahnya dengan keluarga.
Dengan kesederhanaan kegiatan tarawih dipimpin oleh ayah di rumah bersama dengan seluruh keluarga, kegiatan tadarus juga demikian. Semua akan menjadi positif selama kita memaknainya dengan positif. Tunjukkan ibadah kita kepada Allah swt semata, kita tebarkan kedamaian, perbanyak sedekah dan amal jariah, jauhi saling mengolok dan mengejek. Nabi Muhammad saw pun bertitah “jika kamu diajak berdebat di bulan Ramadhan, maka jawablah: aku sedang puasa”. (Arf)
Via
KAJIAN
Posting Komentar